Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir <p>Journal of Al Munir is an academic journal in which there are articles on the interpretation of the Study Quran, has a study of the living Quran, Living Hadiths of Islamic thought and the results of lecturers' research related to interpretation and hadith. Da'wah This journal is expected to have a positive impact and broad religious knowledge and the discussion studied must be truly scientific so that it can educate the academic world, especially among Al-Quran thinkers.</p> Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Universitas Islam Negeri Datokarama Palu en-US Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 2723-2344 LIVING QUR’AN RESEARCH METHOD https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/1696 <p>This study aims to analyze the application of triangulation as a method for testing data validity in Living Qur’an research within student papers. This research employs a qualitative approach, which, in terms of its background, falls under library research. Data were obtained from the repository of students’ final assignments at PTIQ Jakarta University as the research sample. Data collection was conducted using documentation techniques, followed by content analysis. Based on the research findings, it is concluded that only a small portion of student papers related to the Living Qur’an explicitly mention triangulation as part of their data validation process. However, triangulation techniques have been implicitly applied in student research. The types of triangulation used mainly include methodological triangulation and source triangulation. Nevertheless, inconsistencies in its application have been observed, which may raise doubts about data validity and lead to premature conclusions. Apart from these two types, time triangulation and theoretical triangulation have not been widely utilized and, in fact, tend to be entirely absent.</p> Habib Maulana Maslahul Adi Muhsin . Mohammad Fikri Zarkasyi Afifah Ikram Mufidah ##submission.copyrightStatement## 2025-06-15 2025-06-15 7 01 1 18 10.24239/al-munir.v7i01.1696 LARUNG SESAJI SEBAGAI EKSPRESI SYUKUR KOLEKTIF “Analisis Tradisi Pesisir Dukuh Jambean Desa Pecakaran dalam Perspektif Al Qur’an” https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/2058 <p>Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam dalam keberagaman budaya, bahasa, suku bangsa, dan tradisi. Keanekaragaman ini menciptakan sebuah harmoni yang indah. Salah satu contohnya dapat dilihat pada masyarakat Jawa daerah pesisir pantai yang memiliki berbagai macam tradisi, salah satunya yaitu tradisi larung sesaji. Larung sesaji merupakan suatu kegiatan yang sering disebut dengan sedekah laut. Tradisi tersebut telah menjadi adat atau kebiasaan bagi masyarakat di Dukuh Jambean, Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, yang mana dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada bulan suro atau bulan Muharrom yang mana bertepatan dengan tahun baru <em>hijriyah </em>atau tahun baru Islam. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk meneliti lebih mendalam mengenai tradisi larung sesaji dalam perspektif Al-Qur’an. Penelitian ini dilakukan dengan menggunkana metode kualitatif di mana penulis menganalisis fenomena yang terjadi berdasarkan hasil data observasi dan wawancara. Fokus kajian dalam penelitian ini mencakup keberadaan tradisi larung sesaji&nbsp; serta nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa keberadaan tradisi larung sesaji sudah ada sejak zaman dahulu, zaman nenek moyang. Tradisi tersebut sulit dihilangkan karena sudah melekat di masyarakat secara turun temurun.</p> <p>&nbsp;</p> Tsania Arifada ##submission.copyrightStatement## 2025-06-18 2025-06-18 7 01 19 48 10.24239/al-munir.v7i01.2058 NASIKH-MANSUKH PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/2111 <p style="text-align: justify;"><em><span lang="IN" style="font-family: 'Cambria',serif;">This article aims to analyze M. Quraish Shihab's views on the concept of nasikh-mansukh in the Quran and its implications for tafseer. The research was carried out using a literature review method on the works of M. Quraish Shihab related to the theme being studied. The results show that M. Quraish Shihab takes a compromise-reconciliatory attitude regarding two opinions that support and reject nasikh-mansukh in the Qur'an. It was carried out by reconstructing the meaning of nasikh-mansukh. For him, nasikh-mansukh does not mean erasing or canceling the law of the previous verse with the verse that follows, but changing the law according to the context without canceling the laws in each verse. This view has implications for his interpretation: first, all verses are still valid, or, in other words, no legal content in the Quran has been deleted; second, the discussion of the verses that Mansukh considered was moreless; Third, in the interpretation of the verse assessed by mansukh, the two opinions, both supporting and opposing, are explained without carrying out tarjih</span></em><span lang="IN" style="font-family: 'Cambria',serif;">.</span></p> Muhammad Reza Fadil Abdul Basit ##submission.copyrightStatement## 2025-06-18 2025-06-18 7 01 49 66 10.24239/al-munir.v7i01.2111 THE LIVING QUR’AN: FENOMENA AMALAN AYAT SERIBU DINAR DI TIKTOK https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/371 <p>Tulisan ini ingin menunjukkan bahwa terdapat penyebaran informasi mengenai amalan ayat seribu dinar yang kian merebak di media sosial TikTok. Ayat seribu dinar adalah bagian akhir ayat 2 dan keseluruhan ayat 3 dalam QS. At-Thalaq. Ayat ini disebut juga sebagai amalan kekayaan yang bisa mendatangkan rezeki yang tidak diduga sebelumnya. Di sisi lain, sejauh ini tidak terdapat dalil yang menyebutkan QS. At-Thalaq: 2-3 sebagai amalan untuk memperlancar rezeki. Maka, melalui pendekatan living Qur’an, penulis berusaha mengetahui bagaimana respon pengguna TikTok terhadap konten-konten video yang di dalamnya membahas tentang ayat seribu dinar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi melihat konten TikTok dan kemudian mendokumentasikannya. Kajian mengenai ayat seribu dinar sebelumnya terdapat dalam beberapa literatur, yaitu skripsi karya Aban Al-Hafi yang berjudul “Living Qur’an tentang Pengamalan Ayat Seribu Dinar pada Pedagang di Pasar Aceh” dan artikel yang ditulis oleh Alis Muhlis dan Za’im Kholilatul Ummi yang berjudul “Pemaknaan Ayat Seribu Dinar (Studi Komparasi antara Tafsir Ruh Al-Ma’ani Karya Al-Alusi dan Tafsir Mafatih Al-Ghaib Karya Al-Razi). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hampir 95% pengguna TikTok memberikan respon positif terhadap konten-konten yang membahas tentang ayat seribu dinar. Sebagian dari mereka bahkan telah mengamalkannya dan merasakan sendiri kemujaraban dari ayat tersebut.<br>Kata Kunci: Living Qur’an, TikTok, Amalan, Ayat seribu dinar.</p> Intan Fitri Susanti ##submission.copyrightStatement## 2025-06-30 2025-06-30 7 01 67 84 10.24239/al-munir.v7i01.371 ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF HADITH TRENDS IN INDONESIA (Literature Study in The Journal of Al-Qur'an and Hadith Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022–2024) https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/2086 <p><em>This study analyzes the phenomenon of hadith contained in the journal of Qur'anic Sciences and Hadith Studies of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Year 2022-2024, namely how hadith is understood, applied, and debated in various aspects of Muslim life. This study covers the meaning of hadith in Islamic art through hermeneutic, criticism and living hadith approaches spread in various regions in Indonesia. The results show that hadith not only functions as a normative text, but also adapts to modern social, cultural and technological contexts, making it an integral part of contemporary Islamic dynamics.</em></p> Rusita Sari ##submission.copyrightStatement## 2025-06-18 2025-06-18 7 01 85 104 10.24239/al-munir.v7i01.2086 MEMBACA ULANG KISAH ADAM DAN HAWA DENGAN PARADIGMA FEMINISME KONTEMPORER https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/910 <p>Dalam ranah teori, feminisme mempunyai konsep dan paradigma yang telah melahirkan produk pemikiran dan gagasan perubahan, dimana fokus utamanya adalah untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Pendekatan feminisme yang kemudian dijadikan alat dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an yang terlanjur ditafsirkan secara patriarki, dimulai dari apa yang oleh para tokoh feminis sebut sebagai “ketidakadilan gender”, dan terlanjur dijustifikasi sebagai pemahaman agama yang otoritatif. Tujuan dari tafsir feminis adalah untuk mengakhiri ketidakseimbangan penafsiran yang cenderung bias gender. Kisah Adam dan Hawa dalam artikel ini akan dibaca ulang menggunakan paradigma feminisme kontemporer yang lebih dominan pada pendekatan hermeneutik dan berbasis keadilan gender. Paradigma feminisme kontemporer memandang bahwa, tidak mungkin ada suatu diskriminasi terhadap perempuan yang dilegitimasi oleh al-Qur’an. Jika itu ada, berarti ada kesalahan dalam memahami pesan moral al-Qur’an. Karena prinsip utama al-Qur’an adalah keadilan dan kesetaraan. Para tokoh feminisme memandang bahwa kisah dikeluarkannya Adam dan Hawa dari surga tidak bisa dipahami bahwa Hawa sebagai salah satu penyebab utamanya, karena penafsiran semacam itu akan memicu produk tafsir yang bias gender dan semakin memperkuat asumsi bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah akalnya dan lemah agamanya.</p> Fadhila Sidiq Permana Budi Handoyo ##submission.copyrightStatement## 2025-06-18 2025-06-18 7 01 105 124 10.24239/al-munir.v7i01.910 GAYA HIDUP KONSUMTIF DAN REGULASI EKONOMI SYARIAH : ANALISIS QS AL ISRA’ 26-27 TERHADAP FENOMENA BUY NOW PAY LATER (BNPL) DI INDONESIA https://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/1999 <p>Gaya hidup konsumtif secara sederhana dimaknai sebagai gaya hidup (lifestyle)&nbsp; dengan perilaku konsumsi yang berlebihan dalam membeli atau mengkonsumsi sebuah barang. Salah satu gaya hidup konsumtif yang banyak terjadi di masyarakat saat ini adalah perihal buy now pay later (BNPL).&nbsp;</p> <p>Islam memberikan pedoman tentang konsumsi, termasuk larangan terhadap perilaku boros (<em>israf</em>) dan pemborosan sumber daya (<em>tabdzir</em>), serta keharusan untuk mengonsumsi barang yang halal dan <em>thayyib</em> (baik dan bermanfaat). Artikel ini akan menganalisis konsep gaya hidup konsumtif&nbsp; perspektif QS. Al-Isra’ 26-27 dan menjelaskan implikasi Fenomena Buy Now, Pay Later (BNPL) di Indonesia.</p> <p>Metode penelitian menggunakan metode Studi kepustakaan atau literatur dengan pendekatan hukum normatif&nbsp; khususnya perspektif QS. Al-Isra’ 26-27&nbsp;&nbsp; dari Tafsir Al Munir&nbsp; karya Wabah Zuhaili dan tafsir Al Misbah karya Quraish Shihab digunakan untuk analisa gaya hidup konsumtif dan kajian kasus BNPL dalam perspektif Islam.</p> <p>Penelitian terdahulu memang juga menyebutkan Shopee paylater mendatangkan kemudaratan kepada konsumen karena fitur ini memberikan keuntungan dari pengguna dan penundaan pembayaran ini bersifat riba karena salah satu syaratnya berisi ketentuan denda jika melebihi tempo yang telah disepakati sebelumnya Hasil penelitian ini menyebutkan gaya hidup konsumtif bukan hanya merusak diri sendiri tapi juga masyarakat dan&nbsp; BNPL yang tidak disikapi dengan bijak salah satu penyebabnya.</p> Enny Ratnawati A Akh Fauzi Aseri Anwar Hafidzi ##submission.copyrightStatement## 2025-06-19 2025-06-19 7 01 125 150 10.24239/al-munir.v7i01.1999